BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perilaku manusia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial. Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku seringkali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia
- Genetika
- Sikap – adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
- Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial.
- Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.
6 Tahapan Pembentukan Perilaku Manusia :
Berpikir
Pada tahapan ini seseorang memikirkan sesuatu,memberi perhatian, dan berkonsentrasi padanya. Sesuatu itu bisa ada dalam pikiran karena memiliki nilai lebih atau di anggap penting.
Perekaman
Ketika seseorang memikirkan sesuatu, otaknya mereka. Otaknya kemudian membuka file yang sejenis dengan pikiran itu dan menyambungkan dengan pikiran-pikiran lain, yang sejenis atau yang di nilai bermanfaat baginya. Perekaman adalah tahapan yang sederhana di mana seseorang bisa menjangkit dan menutup file, jika menghendakinya.
Pengulangan
Dalam tahapan ini seseorang memutuskan untuk mengulang perilaku yang sama dengan perasaan yang sama. Seperti perilaku yang di anggap negatif seperti merokok, menenggak minuman keras, menonton televisi, makan mesti tidak lapar. Maka, ia merokok berkali-kali, menenggak minuman keras, menonton televisi sekian lama, makan meski tidak lapar, atau melakukan kegiatan lain, baik yang positif ataupun yang negatif.
Penyimpanan
Karena perekaman di lakukan berkali-kali, pikiran menjadi semakin kuat.akal menyimpannya dalam file dan menghadirkan kehadapan anda setiap kali anda menghadapi kondisi serupa. Melepaskan diri dari perilaku semacam itu akan semakin sulit karena pikiran itu sudah tersimpan di dalam file akal bawah sadarnya.
Pengulangan ke 2
Dalam tahapan ini, di sadari atau tidak, seseorang mengulang kembali perilaku yang tersimpan kuat di dalam akal bawah sadarnya. Ia dapat merasakan bahwa dirinya telah mengulangi perilaku itu atau terjadi begitu saja di luar kemauannya. Setiap kali memory yang tersimpan di akal bawah
Sadar itu di ulang, itu semakin kuat dan mendalam.
Kebiasaan
Karena pengulangan yang berkelanjutan dan tahapan-tahapan di atas yang di lalui, akal manusia meyakini bahwa kebiasaan in I merupakan bagian terpenting dari perilaku seseorang. Maka, ia akan memperlakukannya seperti bernapas, makan, minum, atau kebiasaan lain yang mengakar kuat. Jika sudah begitu, orang tidak dapat mengubahnya dengan hanya berpikir untuk mengubah, kemauan keras, atau dengan seseatu yang berasal dari dunia luar semata. Ia harus mengubah makna yang berbentuk dalam pikiran dasar, kemudian membentuk program baru untuk dirinya dan mengulang-ulang program itu. Dengan demikian, ia akan melalui tahapan-tahapan seperti yang sudah di lalui dalam membentuk kebiasaan negatif, kemudian ia mengganti dengan kebiasaan positif. Maka jika yang di lakukan kebiasaan positif sebagaimana pembentukan yang positif maka hasilnya positif pula.
Ruang lingkup
Benjamin Bloom, seorang psikolog pendidikan, membedakan adanya tiga bidang perilaku, yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Kemudian dalam perkembangannya, domain perilaku yang diklasifikasikan oleh Bloom dibagi menjadi tiga tingkat: Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya. Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan. Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki. Selain itu, Skinner juga memaparkan definisi perilaku sebagai berikut perilaku merupakan hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Ia membedakan adanya dua bentuk tanggapan, yakni: · Respondent response atau reflexive response, ialah tanggapan yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Rangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli karena menimbulkan tanggapan yang relatif tetap.
· Operant response atau instrumental response, adalah tanggapan yang timbul dan berkembangnya sebagai akibat oleh rangsangan tertentu, yang disebut reinforcing stimuli atau reinforcer. Rangsangan tersebut dapat memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu, rangsangan yang demikian itu mengikuti atau memperkuat sesuatu perilaku tertentu yang telah dilakukan. Perilaku Sehat
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi: 1. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan. 2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan. 3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan. Selain Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku kesehatan. Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb [5] mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”. Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan 49 kesehatan. Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan.
1.2 Permasalahan
Topik yang saya ambil dengan berhubungan dengan materi Sejarah & Konsepsi Perilaku Manusia adalah “Orang Sehat Harus berolahraga ” yang saya permasalahkan :
1. Apakah olahraga tersebut ?
2. Bagaimana olahraga tersebut menjadikan orang sehat ?
3. Syaraf –syaraf apa yang bekerja dalam melakukan kegiatan berolahraga ?
4. Mengapa orang sehat harus berolahraga
BAB II
ISI
2.1 Pembahasan
Olahraga adalah kegiatan yang menyehatkan tubuh kita, olahraga merupakan suatu kebiasaan manusia untuk membugarkan tubuhnya agar terhindar dari penyakit. Olahraga dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa batasan siapapun yang akan melakukannya, baik orang tua, remaja, maupun anak-anak dapat melakukan kegiatan tersebut.
Banyak macam-macam olahraga yang tergolong mudah, sedang dan susah atau berbahaya. Dari beberapa macam tersebut itu dapat kita ketahui olahraga yang kita temui yaitu jogging,basket,volley, bulu tangkis, jalan santai, senam, berenang, dan lain-lain.
Olahraga menyebabkan tubuh menjadi sehat dan terhindar dari penyakit, sebabnya adalah aktivitas olahraga tersebut kita lakukan secara teratur setiap hari atau seminggu sekali. Olahraga juga kegiatan yang menyenangkan, karena olahraga dapat menyebabkan pergaulan kita menjadi banyak apalagi dilakukan bersama keluarga dan teman-teman pasti aktivitas tersebut menjadi mudah dan menimbulkan pikiran dan perilaku positif.
Olahraga merupakan suatu kebiasan, atau salah satu membentuk perilaku manusia. Kebiasaan
Karena pengulangan yang berkelanjutan dan tahapan-tahapan di atas yang di lalui, akal manusia meyakini bahwa kebiasan ini merupakan bagian terpenting dari perilaku seseorang. Maka, ia akan memperlakukannya. Maka dari itu olahraga adalah kebiasan positif bagi manusia terutama diri kita.
Syaraf-syaraf yang bekerja saat kita melakukan kegiatan olahraga adalah semua syaraf yang terdapat dalam tubuh kita. Seperti syaraf pusat, syaraf tepi dan satuan terkecil dari syaraf manusia adalah neuron. Stimulus yang diberikan dari tubuh kita dilanjutkan menuju syaraf pusat melalui syaraf tepid an neuron. Maka otak akan merespon hal tersebut dan menyalurkan kembali ke tubuh kita kembali.
Misalnya kita melakukan aktivitas olahraga bulu tangkis, lama kelamaan kita akan merasa lelah dan capek. Rangsangan capek dan lelah tersebut di lanjutkan ke syaraf kita menuju syaraf otak dan di salurkan kembali ke tubuh kita dan pasti kita mengucapkan “aku capek, istirahat dulu !” tanpa kita sadari.
Orang sehat harus melakukan aktivitas olahraga, karena bermanfaat bagi tubuh kita. Selain menjadikan tubuh kita menjadi sehat dan terhindar dari penyakit, juga menjadikan awet muda bagi para remaja yang melakukannya. Penyakit takkan datang jika kita rajin melakukan perilaku sehat ini, aktivitas ini dapat dilakukan di pagi hari dan sore hari, tapi yang lebih baik adalah dilakukan di pagi hari karena tubuh kita belum melakukan apa-apa setelah bangun tidur dan jika kita lakukan maka tubuh kita akan terasa bugar dan tanpa rasa sakit di tubuh. Dan kita dapat melakukan kegiatan yang lain menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kita dapat di tarik dalam pembahasan diatas adalah olahraga merupakan kegiatan yang menyehatkan tubuh kita, suatu kebiasaan manusia untuk membugarkan tubuhnya agar terhindar dari penyakit. Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa batasan siapapun yang akan melakukannya, baik orang tua, remaja, maupun anak-anak dapat melakukan kegiatan tersebut.
Banyak macam-macam olahraga seperti yaitu jogging,basket,volley, bulu tangkis, jalan santai, senam, berenang, dan lain-lain.
Olahraga menjadikan tubuh kita sehat karena aktivitas olahraga tersebut kita lakukan secara teratur setiap hari atau seminggu sekali. Juga kegiatan yang menyenangkan, karena olahraga dapat menyebabkan pergaulan kita menjadi banyak apalagi dilakukan bersama keluarga dan teman-teman pasti aktivitas tersebut menjadi mudah dan menimbulkan pikiran dan perilaku positif.
Penyakit takkan datang jika kita rajin melakukan perilaku sehat ini, aktivitas ini dapat dilakukan di pagi hari dan sore hari, tapi yang lebih baik adalah dilakukan di pagi hari karena tubuh kita belum melakukan apa-apa setelah bangun tidur dan jika kita lakukan maka tubuh kita akan terasa bugar dan tanpa rasa sakit di tubuh. Dan kita dapat melakukan kegiatan yang lain menjadi lebih mudah dan menyenangkan.