Minna san, saya akan melanjutkan Fic ini walaupun penulisan banyak Typo yang agak sulit dihilangkan. Saya mohon maaf jika chapter kali ini kurang memuaskan kalian *pundung*
Life Like Is Wind, Fly On The Sky If You Want **
Gracia De Mouis Lucheta~`
For Anime Naruto Lovers **SasuSaku Lovers**
Disclaimer : Masih punya Masashi sensei **
Rated : T-een
Genre : Angst/Romance/Drama/Hurt-Comfort
Warning : Agak ke-OOC an, Au banyak Typo bertebaran
.
.
In Akatsuki Café at 20.38 p.m
Suasana ruangan itu mendadak diam karena adanya seorang gadis berambut pink membuat mata mereka tertuju padanya. Salah satu dari mereka pun agak terkejut melihat perubahan pada gadis itu, yaitu Sasuke Uchiha.
"Sakura"
Sang gadis merasa terpanggil pun menoleh ke arah pemuda bermata onyx dengan rambut mencuat keatas, Mereka pun saling bertatapan cukup lama, tanpa menyadari orang sekitar keduanya memperhatikan mereka.
"Sasuke Uchiha." Ucap pelan gadis itu. Kemudian dia melihat sekilas salah satu gadis seumuran dengannya, merasa mengingat dirinya dulu, tetapi dia berusaha melupakan itu dengan menggeleng-geleng kepalanya." Jangan ingat itu lagi!"
Gadis bermata Emerlad itu menggerakan kakinya mengarah ke meja nomor 45 itu mendengar suara nan lembut "Ayo, Sakura. Jangan malu-malu duduk bersama kami." Kata gadis bermata lavender menginterupsi dengan mengajaknya untuk menghampiri mereka.
Gadis bernama Sakura itu memicingkan matanya seolah-olah mengintrograsi siapapun tertangkap oleh mata emerald nya. Dia teringat kembali masa lalunya lagi ketika masih bersekolah di Konoha High School. Itupun tidak bisa dihindarinya..
Flashback
.
.
"Hinata, ayo kejar kami!" Ucap nyaring khas gadis bermata Emerlad itu kepada temannya yang berada dibelakangnya.
"Sa-Sakura-chan, larinya pelan-pelan dong! Aku nggak kuat!" Ucap gadis itu merasa ngos-ngosan mengayuh kakinya menyusul temannya itu.
Tiba-tiba datang seorang gadis berambut pirang menghampiri mereka berdua.
"SAKURA…HINATA, kalian ini masih saja seperti itu! Dasar bodoh." Teriak gadis bermata Aquamarine itu melipat tangannya seolah-olah seorang guru killer menakuti murid-muridnya.
"Eh? Bodoh. Inoo, ayo ulangi sekali lagi perkataan itu!"Ucap Sakura menghentikan langkahnya hingga
Bruuk.
"Adauw, sakit Sakura-chan.." Ucap Hinata meringis kesakitan memegang kepalanya karena dia menabrak tubuh gadis berambut pink itu.
"Ma-maaf, ya Hinata." Ucap Sakura mendekati temannya itu.
Gadis bermata Aquamarine menghela nafasnya juga mendekati dua temannya dengan langkah pelan-pelan.
"Hayooo, kalian berdua kena karma. Itu semua karena melanggar peraturanku!" Ucap pelan gadis itu mengagetkan kedua temannya itu.
"Ino-pig, kau hampir membuat kami mati mendadak!" Kata Sakura mengelus dadanya dan kemudian menyikut lengan tangan temannya itu.
Itulah secuil kebahagiaan yang dialami oleh mereka, tetapi pada suatu hari dimana 13 October terjadi suatu kejadian yang-
Tidak..tidak, aku tak mau mengingatnya kembali! Aku…Arghhh. Ucap sang gadis itu memegang kepalanya hingga badannya terhuyung kebawah.
"Sa-Sakura.." Ucap gadis bermata Aqua marine yang panik mencoba menangkap tubuh sahabatnya itu yang berada disampingnya.
Hupp..
Suara itu membuat teman-temannya melihat aksi pemuda bernama Sasuke Uchiha sigap menangkap tubuh mungil gadis bermata emerald itu.
"Sasuke, bagaimana kau bisa menangkapnya secepat itu?" Ucap Shikamaru kaget melihat kejadian singkat bahkan lima detik padahal pemuda berambut Dark Blue itu dari tadi tak bergeming dari tempat duduknya. Tapi kok bisa?
Pemuda itu menoleh ke arah temannya itu membentuk senyuman tipis "Aku ini keturunan Uchiha, Shikamaru. Jadi kejadian tadi hal yang biasa bagiku." Ucap khas milik Sasuke Uchiha.
Tetapi, sang kakak masih kebingungan akan hal ini membuat prasangka yang tidak-tidak akan adiknya "Sasu-chan, apa kau memiliki hubungan dengan gadis yang berada digendonganmu itu?" Tanya kakak laki-lakinya ragu-ragu.
"Cukup, Itachi-nii! Jangan sebut nama itu lagi didepan teman-temanku! Dan satu lagi, ini hanya objek penelitianku. Jadi jangan berpikiran macam-macam!" Ucap kesal dari mulut Uchiha bungsu itu.
"Sasuke, kau yakin meneliti psikologis gadis itu? Apakah kau menjamin jika dia menyukaimu suatu saat?" Ucap pemuda berambut merah darah seolah tak yakin akan hal ini.
"Kau meragukan kejeniusanku, Gaara-san. Hal yang seperti itu lihat saja nanti!" Seringai Sasuke menjurus ke arah pemuda berambut merah.
Suasana pun mencekam nan dingin menguasai aura mereka, hanya seorang gadis yang bernama Sakura Haruno. Ya, Haruno membuat sekeliling nya menjadi membisu.
Kemudian Pemuda berambut jabrik itu melamunkan sesuatu pada diri gadis yang berada digendongan sahabatnya. " Sakura, apa yang terjadi denganmu selama ini?"
Sasuke pun membawa gadis bernama Sakura menuju kursi tempat ia duduk dan menyenderkan ke dinding ruangan itu. "Dobe, aku jadi ingat sesuatu."
Pemuda yang dipanggil "Dobe" menoleh kearah mata onyx milik Uchiha bungsu itu, "Sesuatu? Apa itu?" Tanyanya.
"Mengenai gadis ini, apakah kau mengenalnya sejak dulu?" Ucap pemuda itu mengarah pertanyaan kepada Naruto Uzumaki, teman eh bahkan sahabatnya dengan tatapan mengintrograsi.
Sluurp, bunyi sedotan minuman Gaara menganggu pembicaraan antara Sasuke dan Naruto kemudian diapun membuka suara "Hmm,Sasuke! Kenapa kau sangat penasaran dengan gadis itu? Toh kenapa kau bertanya pada kami seolah-olah kami tahu akan hal ini." Ucapnya.
"Gaara, ini memang objek penelitianku. Wajar saja aku penasaran bukan?" Seringai Sasuke mengarah pemuda berambut merah darah dengan sorotan tajam.
"Hn."
"Gaara, apakah kau tahu sesuatu yang kami tidak ketahui?" Tanya Shikamaru menaikkan alisnya.
"Menurutmu?" Pertanyaan balik mengarah ke arah pemuda ber-klan Nara itu.
"Cukup, kalian para laki-laki! Di sini aku yang membawa Sakura datang di tengah-tengah kita! Jadi jangan membuat reunian ini jadi kacau!" Bentak gadis bernama Ino Yamanaka itu menghentikan tatapan, seringai bahkan suasana mencekam di ruangan itu.
"Ino-san, kau membawa Sakura-chan ke sini untuk mengetahui siapa yang membuat sahabatmu itu menjadi Numb Girl! Iya kan!" interupsi Matsuri membaca pikiran gadis bermata Aquamarine itu.
"Matsuri-san, ternyata perkembanganmu cukup pesat ya bisa membaca pikiran orang!" Ucap Ino menatap tajam ke arah gadis yang berada di samping Gaara itu.
"Oh ya, aku bertanya sesuatu padamu. Gaara! Bukankah kau sepupunya sahabatku? Eh-apakah aku salah?" Lanjutnya.
Semuanya mengarah kepada pemuda bernama Gaara itu kecuali Naruto Uzumaki.
"Iya, memang ada apa?" Suara nan datar keluar dari mulut Gaara.
Ino Yamanaka itu terpancing emosi karena jawaban kurang memuaskan dari pemuda berambut merah darah. Kemudian tiba-tiba Ino menarik kerah baju Gaara. "Seharusnya kau tahu apa penyebab dari berubahnya sahabatku ini!"
"….." Gaara tak bergeming sedikitpun.
"Pasti kau yang-"
Tangan kekar milik Shikamaru melepas paksa tangan tunangannya itu dari kerah baju milik Gaara. " Cukup, Ino! Jangan terbawa emosi.." kemudian pemuda berambut nanas itu mengatakan sesuatu kepada pemuda berambut merah darah yang berada didekatnya "-Dan kau, Gaara. Aku bingung dengan pernyataan mu kemarin siang, kenapa kau membuat pernyataan itu seolah kau tak mengenal Sakura."
"Aku baru tahu dari kakakku, Bahwa aku sepupunya dari gadis bernama Sakura Haruno." Ucap Gaara menekan nada setiap kata yang keluar dari mulutnya.
"Cukuuup, aku tidak mau tahu. Aku yakin seratus persen kalau kau—" Ucap Ino menunjuk ke arah Gaara "-tahu akan hal ini, jadi aku akan bawa Sakura ke rumah—"
Pemuda bermata Onyx itu tiba-tiba menginterupsi pembicaraan "Biar aku yang membawa Sakura ke rumahku. Jadi ada yang keberatan dengan keputusanku?" Ucapnya meredam emosi yang menyeruak di ruangan itu.
"Sa-sasuke, apa yang akan kau lakukan dengan Sakura-chan?" Ucap Naruto memakai suffiks-chan dibelakang nama Sakura.
"Untuk jawaban pertanyaanku tadi, kita lanjutkan besok saja!" Ucap Sasuke langsung menggendong gadis itu ala Bridal Style dan membawanya keluar dari Akatsuki Café itu menuju ke mansion milik keluarganya.
"Sasuke, biar aku saja yang membawanya." Cegah Gaara menahan tubuh Pemuda berambut Dark Blue tetapi, Sasuke langsung melengos pergi tanpa menjawab apapun ucapan pemuda berambut merah darah itu.
"Sakura…" batin Gaara dalam hati.
.
Suara gemuruh hujan membasahi kota Konohagakure hingga hawa dingin menyeruak dimana-mana terutama pada salah satu mansion terkenal dan termegah di kota tersebut. suara mobil Merk Ferrari terbaru berwarna biru khas kesukaan pemiliknya memasuki gerbang rumahnya.
Ckiit, mobil itu berhenti tepat di mansion tersebut. sang pemuda berambut Dark Blue langsung membawa gadis yang berada di jok sebelahnya dengan ala Bridal Style-nya.
Pemuda itu tak peduli dengan apa kata beberapa pelayan yang melewatinya hingga seorang wanita cantik dengan rambut digelung panjang menghampiri kedua insan tersebut.
"Sasu-chan~~, siapa gadis itu? Apakah dia pacarmu?" tanya wanita dengan suara lembutnya.
Pemuda itu hanya menatap datar untuk menyembunyikan perasaan gugupnya menghadapi wanita yang tepat didepannya. "Kaa-san, ini hanya temanku kok. Bisakah aku membawanya ke kamarku?"
Wanita itu menghela nafas kemudian mengelus pelan rambut pink milik gadis yang berada di gendongan anak bungsunya itu. "Gadis yang sangat cantik, coba kalau dia jadi pacarmu. Kalian sangat cocok!"
"Kaa-san, aku pergi dulu. Permisi!" Ucap Sasuke meninggalkan ibunya dan memasuki kamarnya
In Akasuna Mansion at 22.10 p.m
.
.
Mobil Ferrari 00-5 berwarna hitam memasuki rumah bernuansa khas Jepang modern dengan dihiasi pohon-pohon Sakura dan sejumlah bunga-bunga harum nan elok. Sang pemuda yang memiliki tato Ai keluar dari mobilnya dan memasuki rumah peninggalan sang ayah yang telah meninggal dua tahun lalu.
Kamar nomor 34 bernuansa cokelat keemasan terdapat kasur berukuran King Size berwarna putih serta TV Plasma 47 inch serta Audio Speaker pemberian kakak laki-lakinya. Uugh, suara keluhan dari pemuda itu membaringkan tubuhnya di kasur nan nyaman dan meletakkan I-Phone 4 tepat disampingnya.
Kriett
Suara pintu dari kamar pemuda itu terbuka dan muncul seorang gadis berkuncir empat menyenderkan tubuhnya tepat dipinggir pintu kamar nomor 34.
"Gaara, apakah kau sudah menemukan dengan Sakura? Kutahu dia bersamamu di reunian tadi?" Tanya seorang gadis dua tahun lebih tua dari pemilik kamar tersebut.
Pemuda itu langsung menatap mata kakak kandungnya itu. Kaget, ya perasaan darimana itu muncul di benaknya. "Bagaimana Nee-san tahu kalau-"
"Dari Sasori-nii, dia kebetulan ada disana. Eh, bukannya kak Itachi bersama kalian juga? Kenapa tidak bertemu dengannya?" Ucap gadis yang bernama Temari itu dengan melipat tangannya juga menatap adik bungsunya tersebut.
Pemuda bernama Gaara menundukkan kepalanya menatap lantai menjadi fokusnya dengan memikirkan pernyataan dari tunangan sahabatnya bernama Ino Yamanaka.
"Seharusnya kau tahu apa penyebab dari berubahnya sahabatku ini!"
"Gaara, kau melamun?" Ucap Temari mendekatkan dirinya tepat dihadapan adik bungsunya.
Pemuda itu menggelengkan kepalanya pertanda tidak pada dirinya untuk pertanyaan kakak perempuannya. " Temari-nee, tinggalkan aku sendiri. Aku lelah."
"Baiklah, adikku sayang—Oh,ya. Besok barengan berangkatnya! Oyasumi nasaii~~" Ucap perempuan itu menjauh dan meninggalkan kamar adik bungsunya.
Tanpa sadar, pemuda bernama lengkap Gaara no Akasuna mengingat perkataan kakaknya siang tadi sebelum dia berangkat ke Akatsuki Café.
Flashback on Before Reunion
"Kakak ingin membicarakan sesuatu padamu, Gaara."
"Hn, lanjutkan saja!"
"Kau tahu keluarga Haruno."
"Hn.." Ucapnya menautkan alisnya pertanda tak mengerti.
"Mereka adalah sepupu kita, Gaara."
"…."
Terdiam, itulah perasaan yang sekarang dialaminya. Bagaimana tidak? Dia mengatakan hal-hal buruk pada sepupunya itu.
"Ma-maksud kakak, gadis yang kuliah di jurusan seni musik itu adalah sepupu kita! Ta-tapi kak, aku sudah terlanjur mengatakan kalau "Dia sering melakukan bunuh diri." Bagaimana kalau aku bertemu dengan gadis itu?"
"Maaf, kakak juga tahu ini akan terjadi. Tapi tadi kakak tahu ini dari Kaa-san dan Sasori-nii. Bagaimana kalau bertemu dengannya, tolong bawa ke rumah kita! Ini perintah dari Sasori nii." Ucap gadis berkuncir empat itu dengan puppy eyes.
"Wakaata.."
Flasback off ~~
"Tch, sial. Bagaimana aku menceritakan bahwa Sakura sekarang berada di rumah keluarga Uchiha." Batin Gaara yang kemudian terlelap dengan alam mimpinya.
In Uchiha Mansion, at 23.11 p.m
.
.
Di kamar bernuansa biru gelap dengan aksen warna putih silver serta ada goresan-goresan samar bergambarkan awan seakan ruangan itu hidup di atas langit.
Di kasur king size berwarna putih polos, ada seorang gadis berambut pink tertidur pulas dan disampingnya seorang pemuda berambut Dark blue duduk di sofa kesayangan warna hitam senada dengan baju yang dikenakannya sambil memainkan I-pod serta membaca Abnormal Psychology book.
"Sial, bagaimana penelitian ini akan sukses kalau aku tak mengerti gangguan gadis ini? Lagipula tidak ada dalam buku ini" Batin kesal dari pemuda itu membantingkan bukunya tepat di kasur King size-nya.
Nghh, desahan gadis itu terbangun akibat suara dari buku yang dibanting oleh pemuda bermata Onyx itu. " Dimana aku?" Ucapnya.
Diedarkan mata Emerlad-nya mengelingi ruangan asing bagi gadis itu dan kemudian tertuju pada mata Onyx yang tak asing milik seorang pemuda masih menunjukkan wajah kesalnya.
"Dia..lagi."
.
.
TBC
~~Gracia Note's~~
Maaf kali ini alurnya agak membosankan, mungkin karena sibuk kuliah saya bisa memikirkan ide seperti ini.
Chapter kali ini panjang dari dua chapter sebelumnya.
Mohon Review nya, ^^
"Jika fic ini kurang, tolong maafkan saya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar