Sabtu, 17 Desember 2011

Numb Girl Chapter 4: Part 4 Memories, a naruto fanfic - FanFiction.Net

Numb Girl Chapter 4: Part 4 Memories, a naruto fanfic - FanFiction.Net

Maafkan saya..maafkan saya jika sampai saat ini kesalahan masih ada dalam setiap kata yang terdpaat dalam fic saya. Para reviewer ingin mengetahui apa penyebab gadis yang bernama Sakura Haruno menjadi Numb Girl, di sini saya akan memunculkan sedikit clue-clue dari rahasia yang selama ini terpendam.

Oke, daripada berlama-lama berbasa-basi. Lebih baik kembali dalam cerita :*

Life Like Is Wind, Fly On The Sky If You Want **

Gracia De Mouis Lucheta~`

For Anime Naruto Lovers **SasuSaku Lovers**

Disclaimer : Masih punya Masashi sensei **

Rated : T-een

Genre : Angst/Romance/Drama/Hurt-Comfort

Warning : Agak ke-OOC an, Au banyak Typo bertebaran

.

.


In Uchiha Mansion, at 01.04 a.m

Hujan masih membasahi bumi hingga air menggelitik permukaan tanah untuk menampungnya. Tepat jam 01.04 a.m, pemuda sulung Uchiha baru saja menapaki kaki di rumahnya dari acara perkumpulan bersama-sama teman-temannya.

Dia melangkah agak tergesa-gesa memasuki rumahnya yang tampak dari langkah kaki yang cepat dan keringat bercucuran walau cuaca sedang dingin. Pemuda itu mencari adik kesayangannya—kesana kemari dia tak menemukan tanda – tanda dari adiknya.

Pemuda yang memiliki mata Onyx itu seakan lupa kehadiran wanita tepat dibelakangnya. "Itachi.." panggilan nan merdu menghentikan langkah kakinya dan membalikkan tubuhnya tepat dihadapan wanita itu.

"Kaa-san, kenapa be-belum tidur?" Tanya Itachi menyimpan kegugupan didepan wanita yang telah mengandungnya sembilan bulan tersebut.

"Kau sendiri, kenapa baru pulang. Itachi? Bukannya kantormu sudah tutup jam 10 malam?" Ucap ibunya bertanya balik kepada anak sulungnya.

"An-ano, tadi berkumpul dengan teman di Akatsuki Café. Kaa-san! Oh, ya. Sasuke sudah pulang belum?" Tanya Itachi menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Wanita itu tersenyum dianggap iya sebagai jawabannya. "Adik-mu sudah pulang tuh. Tapi dia membawa seorang gadis ke kamarnya, dia cantik. Itachi—"

Itachi mengerjap-ngerjapkan pikirannya, adiknya membawa seorang gadis ke kamarnya suatu pemandangan langka karena baru pertama kalinya ia membawa teman perempuan ke kamar pribadinya. "Pasti gadis itu yang dibawa-nya" Batinnya.

"Itachi, kok bengong sih? Pasti mikir macem-macem ya—jangan-jangan anak sulung kaa-san ini membayangkan adikmu melakukan sesuatu pada gadis itu kan? Hayoo, ngaku?" Ucap ibunya menyikut pelan Itachi.

"Ah—ha tidak kok. Kaa-san bawa apa itu? Sepertinya baru—buat siapa?" Tanya Itachi.

"Um, kamu aja ya sekalian bawa ini ke kamar adikmu juga kasih ini ke teman perempuannya. Kaa-san sampai lupa, kamu tidak berhubungan kan dengan keluarga Sabaku?" Tanya ibunya sukses membuat Itachi membisu.

Pemuda itu menganggukan kepalanya pertanda iya sebagai jawabannya, kemudian saat dia mengangkat kepalanya . kaa-san sudah menjauh dari hadapannya dan terdengar sayup-sayup ditelinga Itachi Uchiha "Baguslah, jangan sampai kau berhubungan dengan keluarga itu ."

"Mampus jika Tousan dan Kaasan tahu hal ini, karena aku dan Sasuke bersahabat dengan keluarga Sabaku" Batin Itachi melengos pergi ke kamar adik bungsunya dua puluh langkah dari tempat dia berdiri.

.

.


In Sasuke Uchiha room

"Kau.., kenapa membawaku ke sini? Uchiha-san. Apa yang kau mau lakukan terhadapku?" Tanya gadis itu mengekspresikan muka datar padahal dalam hatinya berkata takut dengan mengambil selimut dan menutupi tubuhnya.

"Tidak ada.." jawab singkat dari pemuda memliki rambut dark blue itu menatap balik gadis yang ada dihadapannya.

"Kau mau memperkosa-ku ya! Cepat keluarkan aku!" Bentak gadis itu mendorong kasar pemuda itu dari kursi tempat dia duduk. Beruntungnya dia bisa menjaga keseimbangan kursi itu hingga tak terjatuh.

"Tidak akan.." Lagi-lagi jawaban singkat keluar dari mulut Uchiha bungsu itu membuat mata Emerlad milik gadis itu menjadi tajam menusuk menatap mata Onyx milik pemuda yang berada 20 cm di wajahnya.

Tok..tok

Suara decitan pintu membuat si bungsu Uchiha menyeret tubuh gadis bermata Emerlad itu ke dalam pelukannya tanpa peduli pemberontakan apa yang dilakukan oleh dia. Ya, gadis itu yang dimaksud.

"Sasuke, kau ada dida—lam?" Ucap pemuda yang memiliki guratan garis di wajahnya membuka pintu kamar dan menatap sekian lama apa yang dilakukan adiknya bersama seorang gadis.

"Aniki.., seenaknya aja membuka pintu kamar—privasi tahuu?" Dengus Uchiha bungsu itu menatap kilat mata onyx milik kakaknya itu.

"Kalau kau bilang privasi, kenapa kau membawa gadis ke kamarmu. Sasuke~~" Ucap Itachi membuat adiknya mati kutu untuk menjawab pertanyaan kakaknya.

"Diam.."

"Uchiha-san, to-tolong jauhkan tubuhmu!" Ucap dingin gadis itu memaksa Sasuke Uchiha melepas pelukannya.

Pemuda bernama Sasuke Uchiha bingung atas apa yang dilakukannya, sang gadis yang sudah terlepas dari pelukannya juga tatapan tidak mengenakan dari kakak laki-lakinya.

"Aaa, sudahlah aniki. Keluar dari kamarku!" Usir halus dari adiknya yang semrawut kondisinya.

"Baru masuk sudah di usir, tak sopan tahu dengan kakakmu ini. Oh ya, ini buat temanmu. Jangan berbuat macam-macam ya dengannya~~" Ucap Itachi dengan seringainya sukses membuat adiknya melempar buku yang berada di kasurnya tepat di hadapan kakaknya. "Baka aniki !"

Tapi sang kakak berhasil kabur dari kamar adiknya yang terkenal privasinya itu dengan senyuman penuh arti. "Ini untukmu, besok kita berangkat kuliah sama-sama. Jadi jangan banyak protes dari mulutmu itu, Sakura." Ucap Sasuke meletakkan baju,tas dan sepatu kets kepada gadis yang berambut pink di kasur kesayangannya.

Sakura mendelik dingin terhadap pemuda di depannya."Kau mau tidur dimana—atau jangan-jangan kau mau tidur denganku?" Ucap gadis itu waspada akan pemuda yang menatapnya itu.

Sasuke menegakkan tubuhnya dan menuju sofa di samping meja belajarnya. "Tidak, aku tidur di sini. Jadi tak perlu khawatir—dan satu lagi panggil aku Sasuke. Mengerti!"

"Aku hanya menurut untuk kali ini saja, tapi jangan untuk kedua kalinya jika ingin nyawamu selamat. Sasuke." Ucap gadis itu langsung merebahkan tubuhnya di kasur itu dan membawa dia ke dalam mimpinya.

Pemuda itu tersenyum tipis akan ucapan gadis semenit yang lalu, dia pun langsung membaringkan tubuhnya di sofa lembut pemberian kakaknya dengan mimpi indahnya.

.

.


In Uchiha Mansion at 07.12 a.m

.

.

Suasana pagi ditemani oleh suara cicitan burung dan aroma makanan telah menunggu untuk disantap. Terutama pada keluarga Uchiha ini, Ayah..Ibu.. dan anak tersulung mereka sudah melahap sarapan nasi goreng tomat serta susu murni tersedia di atas meja.

Sang ibu celingak-celinguk tampak kebingungan tak melihat anak bungsunya—juga seorang gadis. Dia pun menepuk bahu anak sulungnya Itachi Uchiha. "Itachi, mana Sasuke? Kok belum keluar dari kamarnya? Apa—mereka melakukan sesuatu?" Bisik ibunya.

Pemuda itu hanya menggeleng kepalanya pertanda tidak dari pertanyaan ibunya. "Kaa-san, ternyata mau menggendong cucu—"

Jduuag

"—Adauww, sakit bodoh!"

"Aniki mesumm.." Pukulan telak untuk Itachi dari adik bungsunya mengepalkan tangannya dan menatap tajam mata Onyx milik kakaknya itu.

"Siapa yang mesum, bodoh—"

"Memang kami melakukan yang tidak-tidak, apa? dasar Baka aniki !"

Ayah menggeram pelan dan mendeathglare kedua anaknya itu. Tanpa berkutik Itachi dan Sasuke secara tidak langsung menghentikan pentengkaran mereka yang tidak dalam daftar acara sarapan pagi keluarga Uchiha.

Merekapun melanjutkan acara sarapannya yang sedari tadi di-interupsi.

Sasuke yang memakai kaos oblong putih bergambarkan "I am not Alone" dilapisi kemeja biru muda kotak-kotak serta celana Jeans dan tas selempangan di letakkan begitu saja di kursi disamping pemuda itu duduk.

Sebelum ia duduk disamping kakaknya itu. "—Sasuke, mana gadis itu?" Tanya ibunya.

"Dia masih di kamar, Kaa-san." Jawab Sasuke memulai suapan nasi goreng kesukaannya.

"Sasuke, dia cantik sekali—coba lihat !" Ucap Itachi berusaha memanggil adiknya melihat di belakangnya.

Sasuke tak menanggapi apa yang dikatakan kakaknya dan masih menikmati makanan di depan mata Onyx nya. "Uchiha-san, kita sudah terlambat." Suara datar keluar dari seseorang yang ada dibelakang tubuhnya.

Diapun menoleh ke belakang dan melihat gadis berambut pink dengan memakai pakaian yang diberi ibu-nya kelihatan cantik. Jika diperhatikan baik-baik, wajah pucat milik Sasuke terlihat semburat merah tipis. Bagaimana tidak? Gadis itu memakai dress bunga camellia dilapisi kemeja pendek warna biru senada dengan tas yang dikenakannya.

Ayah dari Itachi dan Sasuke melihat gadis itu, dibenaknya dia pernah melihatnya. "—Perasaan aku pernah melihatnya.."

"Duduklah dulu, Sakura. Aku mau makan.." Ucap Sasuke membalikkan tubuhnya dan melahap nasi goreng tomat kesukaannya.

"Kalau kau tak keberatan. Biar aku berangkat sendiri—" Ucap dingin Sakura menatap mata Onyx milik Sasuke sekilas dan melangkah keluar dari ruangan makan milik keluarga Uchiha.

Langkah gadis itu terhenti karena tangan kekar Sasuke menahannya. "Baiklah..baiklah—Kaasan, aku berangkat dulu. Sepertinya gadis ini terburu-buru.." Ucapnya menegakkan tubuhnya tanpa melepas tangan kekarnya menahan gadis itu melengos pergi dari ruangan itu.

"Jangan berbuat-buat macam-macam ya—hati hati, Sasuke." Ucap Itachi melambaikan tangannya.

Hn, hanya ucapan singkat keluar dari mulut Uchiha bungsu juga gadis itu menatap datar dan sekilas dia merasa seorang pria berumur 45 tahun itu pernah dilihatnya tetapi tidak digubrisnya pikiran itu.

Sang ayah bernama lengkap Fugaku Uchiha terdiam dan teringat sesuatu dengan memori 9 tahun yang lalu.

Flashback on Fugaku Uchiha memories

"Wah, anakmu cantik sekali. Tuan Haruno—Namanya siapa?"

"Dia bernama Sakura Haruno. Bagus bukan?"

"Kalau sudah besar, bagaimana kita jodohkan dengan anak bungsu-ku itu."

"Memang anak sulungmu?"

"Dia sudah memiliki pacar kok."

"Baiklah.."

"Kudengar keluarga mereka dibunuh oleh sekelompok orang." Desus orang-orang.

"Kasihan anaknya, dia diasuh oleh orang yang memiliki gangguan jiwa." Kata orang lainnya.

"Kalau bertemu dengan anak itu, kuyakin dia pasti memiliki gangguan juga—ironis sekali."

Kata-kata itu membuat Fugaku teringat akan janji sahabat lamanya dan apa yang dibicarakan beberapa tahun yang lalu. "Apakah gadis itu anak sahabatku?" batinnya.

"Ayah, ayo berangkat. Meetingnya akan dimulai 30 menit lagi." Ucap Itachi memecah lamunan ayahnya.

Laki-laki itu langsung bangkit dari tempat duduknya setelah menikmati sarapan paginya dan berpamitan dengan istrinya kemudian keluar dari ruangan tersebut.

Sesampainya di mobil Aspache 304 warna hitam, sang ayah Fugaku membisikkan sesuatu kepada anak tersulungnya.

Itachi terkejut akan apa yang didengarnya itu, "Ayah yakin kalau gadis itu—"

"Coba kau periksa lagi berita tentang keluarga Haruno, tapi jangan sampai ketahuan oleh adikmu. Kau mengerti-kan, Itachi."

"Baiklah.."

.

.


In Konoha et Campus, at 08.00 a.m

.

.

Sekumpulan gadis-gadis tengah mengerubungi gerbang kampus sampai menyesakkan mahasiswa lainnya yang ingin masuk ke dalam kampus. Mereka sedang menunggu sesuatu atau sekumpulan orang-orang keren yang ada di kampus mereka.

Suara keempat mobil mewah tengah memasuki kampus tempat mereka belajar. Mereka itu adalah mobil Ferrari 00-5 berwarna hitam, Ferrari 101 berwarna biru, Ford 007 berwarna merah marun dan Afla 335 berwarna putih silver.

Tepat di fakultas Seni, keempat mobil itu berhenti. Suara teriakan gadis menggema hingga memusingkan orang-orang disekitarnya. Salah satu mobil Ferrari 00-5 berwarna hitam terbuka, terlihat seorang gadis berumur 20 tahun dengan memakai kaos warna putih berkerah dengan rok selutut keluar dari mobil itu. "Gaara, kakak duluan ya—"

Sang adik pun keluar dari mobil itu dan memberi salam kepada kakaknya yang kuliah di fakultas itu.

"KYAAA..GAARA-SAN.."

"KERENNN…."

Pemuda itu mengeluh karena dia hanya keluar sebentar sudah mendapat hadiah teriakan dari fans-nya. Juga mobil Ford 007 terlihat gadis berambut pirang keluar dari mobil milik tunangannya itu juga keluar dari mobilnya.

Salah satu sekumpulan Fans dari..

"TERNYATA BENAR INO ITU TUNANGANNYA—SHIKAMARU!"

"MEREKA PASANGAN YANG COCOK.."

"JANGAN REBUT SHIKAMARU KAMI !"

Pemuda berambut nanas langsung memberi ciuman pipi kepada gadis tunangannya itu kemudian melengos masuk ke dalam mobilnya. Jeritan fans mereka melengking kerasnya hingga pemuda itu menutup telinganya,"Cepatlah, Gaara. Masuklah ke dalam mobilmu sebelum fansmu itu mengerubungimu—" Ucap Shikamaru.

"Hn.."

Dan inilah yang ditunggu oleh mereka para gadis-gadis, bagaimana tidak pemuda itu hanya keluar dari mobilnya bermerk Ferrari 101 untuk memberi salam kepada fansnya. Akan tetapi pemuda itu membuka pintu mobil lain yang membuat mereka terbingung juga dengan Gaara yang baru memasuki moblinya.

Gadis berambut pink keluar dari mobil itu dengan wajahnya yang datar tanpa ekspresi, tanpa berterimakasih oleh pemuda bermata Onyx itu kemudian melangkah lebih cepat dari Temari sang kakak angkatannya dan Ino teman sekelasnya.

"KE-KENAPA DIA BERSAMA SASUKE-KUN!"

"DIA ITU NUMB GIRL-KAN!"

"KAMI TIDAK RELA KALAU DIA BERSAMA SASUKE—" Ucap salah satu fans dari bungsu Uchiha itu tanpa berbasa-basi ingin memukul gadis itu. Tanpa di duga gadis itu tidak melakukan pergerakan apapun yang pernah dilakukan jika dia merasa terganggu.

"Sakura—"

Tiba-tiba semua orang terperangah karena tangan kekar menahan serangan dari salah satu fansnya terhadap gadis bermata emerald. "Sa-sasuke-kun.." Ucap terdengar lemas akan siapa yang menatap tajam terhadapnya.

"—Kau tak sudah ikut campur, Uchiha-san. Biar aku sendiri yang mengurusnya, pergilah ke kelasmu. Dan terimakasih atas penginapannya.." Ucap Sakura langsung meninggalkan Sasuke tengah menoleh ke arahnya juga para-para orang yang mendengarnya.

"APA ! GADIS ITU NGINAP DI RUMAH SASUKE-KUN !"

"DASAR TIDAK TAHU DIRI !"

Jeritan memekakkan telinga Sasuke dengan menatap tajam semua fansnya hingga mereka terdiam. "Kalian semua berisik—ayo, Gaara..Shika. kita sudah terlambat." Ucapnya melangkah maju ke dalam mobilnya dan menstater-nya.

Setelah memasuki mobilnya, Gaara mengambil I-phone dan melihat new messages from Kakak perempuannya Sabaku no Temari.

17 September 2011, at 08.12 a.m

Gaara, bagaimana dengan perintah dari Sasori-nii?

Kenapa dia berada di keluarga Uchiha?

Kau tahu kan kita sebernanya tak boleh berhubungan dengan keluarga Uchiha.

Tapi jika ibu tahu kalau kita berhubungan dengan mereka.

Maka, kita akan mati.

From Nee-chan mu~~

Kemudian dia cepat membalas messages dari kakak perempuannya

17 September 2011, at 08.17 a.m

Perintah itu sebaiknya kita rundingkan dengan Sasori-nii.

Itupun aku mencegahnya, dia sudah melengos pergi, maafkan aku.

Sasori-nii juga berhubungan dengan Itachi, kakaknya sahabatku—Sasuke.

Kalau ibu tahu, apa boleh buat. Kita mati ataupun hidup, itu urusan nanti.

Sudahlah, fokuslah pada kuliahmu. Kak!

Nanti kita bicarakan dirumah

Satu Messages terkirim.

,.

.


In Psychology Class room 124 at 09.56 a.m

.

.

Sebagian mata mahasiswa agak terpejam karena mata kuliah Psikologi Abnormal kali ini membuat mereka lelah menerima informasi dari dosen bernama Kakashi sangatlah banyak. Akan tetapi keempat mahasiswa masih terfokus diantaranya Shikamaru..Naruto..Gaara dan Sasuke, walau pemuda berambut jabrik itu mengantuk.

"Salah satu penyakit berbahaya dalam psikologi adalah Skizophrenia, ada terdapat gejala-gejala penyakit ini. Bapak memberi kalian tugas mencari gejala-gejala itu—dan, bagaimana dengan penelitian kalian?" Ucap pria yang selalu memakai masker tersebut menatap semua mahasiswa didikannya tersebut.

Salah satu mahasiswa menunjuk tangan—yaitu, Kiba Inuzuka. "Penelitiannya itu bisa tidak orang-orang yang mengalami gejala-gejala penyakit yang bapak sebutkan tadi. Yang kutahu, salah satu gejalanya dia bersikap datar terhadap lawan bicaranya juga berkata paling sedikit tiga atau empat kata." Jelasnya.

Tangan pemuda bermata Onyx itu yang memegang penanya terhenti , setelah mendengar penjelasan salah satu teman sekelasnya . dia merasa ada yang memiliki gejala-gejala itu. "Sakura, dia-kan memiliki gejala-gejala itu! Tapi kenapa harus dia? Bukannya kampus ini –" batinnya.

Bukan dia saja yang merasa kaget atas penjelasan Kiba, pemuda memiliki tato Ai merasa tenggorokan tercekat. Kedua sahabat lainnya melihat sekilas Sasuke dan Gaara menunjukkan tampang terkejut walau sekilas tampak mereka khawatir dengan gadis itu.

"Tugas itu dikumpul sehabis ujian semester, mungkin sekian mata kuliah bapak ini. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya." Ucap Kakashi memberi salam perpisahan kepada mahasiswa didikannya dan keluar dari kelas itu.

Dret..dret..

Getaran telepon genggam milik Naruto membuatnya merogoh saku bajunya, terlihat New Messages dari Ino Yamanaka. Dan membuat dia menautkan alisnya pertanda bingung, "Kenapa dia tidak mengirimnya dengan Shikamaru.."

Kemudian Naruto membuka pesan itu. Kaget, pemuda itu langsung membalas-nya cepat-cepat dan memberitahukan kepada ketiga sahabatnya. "—Gawatt, Sakura mencoba bunuh diri lagi."

"Apa bunyi pesannya, Naruto!" Tanya Gaara .

17 September 2011, at 10.06 a.m

Naruto..

Tolong aku sekarang, karena Sakura mencoba turun dari gedung lantai 4.

Aku ceroboh tidak mengawasi-nya, dan di sana ada seseorang menemani Sakura.

Aku mohon kalian semua..

Ino Yamanaka.

"Baiklah, ayo segera kesana. Kenapa tunangan-mu tidak memberitahu kepadamu dulu?" Tanya Naruto.

"Pantas dia tidak mengirimnya denganku karena Blackberry-ku mati." Ucap Shikamaru merogoh saku celananya melihat layar kosong Blackberry-nya.

"Sekarang dia dimana—" Ucap panik pemuda berambut Dark blue menatap mata Sapphire milik Naruto.

"Ayo, kita kesana—di fakultas Seni."Ucapnya menjawab ucapan sahabatnya itu langsung melangkah keluar dari kelasnya.

Ketiga pemuda itu mengikuti sahabatnya dengan berlari menuju fakultas Seni, tempat gadis itu mencoba bunuh diri.

.

.


In Arts Faculty at 10.20 a.m

.

.

Gadis itu menatap dingin sepasang mata dengan mendorong tubuhnya ke pinggir gedung berlantai 4 itu, "Mau-mu, apa? Kau ingin kematianku—silahkan, dorong aku ke bawah hingga membuat kalian puas."

"Aku ingin nyawa-mu gadis manis."

"Kalau ingin nyawaku, panggil malaikat maut-mu itu!" Desis Sakura.

.

.

"SAKURA…" Teriak gadis bernama Ino Yamanaka mengarah ke atas gedung lantai 4 itu tempat Sakura mencoba bunuh diri.

Tap..Tap..

Suara langkah keempat pemuda itu terdengar, salah satu pemuda berklan Uchiha itu langsung menaiki gedung itu tanpa peduli dengan tatapan lainnya. "Tunggu Teme—, bahaya disana ada seseorang lagi! Woy, Temee.."

"Shikamaru-kun.." Lirih Ino memeluk lengan kekar pemuda berambut nanas disampingnya.

"Bagaimana ini bisa terjadi, Ino?" Tanya Gaara tanpa menatap mata Aquamarine milik tunangannya Shikamaru.

"Aku tidak tahu, Gaara. Saat aku kembali ke sini ada banyak seseorang—melihat Sakura sudah di atas gedung ini.." Isak tangis terdengar dari wajah Ino.

"Teman-teman, Sasuke menaiki gedung itu—bagaimana ini?" Ucap panik Naruto yang dipanggil Sasuke dengan nama Dobe itu.

"SASUKE….."

"Percuma dipanggil, toh dia sudah di atas." Ucap Shikamaru menginterupsi teriakan Naruto dan Gaara memanggil Sasuke.

.

.

"Berhenti…" Ucap pemuda bermata Onyx itu menunjuk laki-laki tepat di depannya.

"Kita bertemu lagi, Tuan Uchiha. Ternyata kau sudah besar."

"Cih, apa maumu—"

"Jangan ikut campur, Uchiha-san. Pergilah dengan teman-temanmu."

"Diamlah di sana, Sakura. Dan—kau, kenapa menyusup kesini?" Ucap Sasuke menatap tajam laki-laki itu.

"Kebetulan sekali, ada kalian berdua. jadi—bersiaplah untuk mati.." Seringai laki-laki itu mengambil sesuatu di sakunya.

.

.


TBC

Gracia Notes~~

Maafkan saya kali ini , endingnya menggantung. Mohon dari kalian semua memberi masukan atau ide untuk fic ini.

Doumo untuk di review ~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar