Selasa, 31 Mei 2011

Kesehatan Mental

1.    Kesehatan Mental dalam Keluarga

    Banyak keluarga di Indonesia yang belum menyadari pentingnya kesehatan mental di dalam keluarga. Seperti kita ketahui, kesehatan fisik dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan dengan makan makanan bergizi.  Kesehatan mental dalam keluarga sangat penting, terutama pada masa sulit seperti saat  ini. Mental yang tidak sehat bisa disebabkan oleh depresi, bipolar, dan skizophrenia (kepribadian ganda). Keadaan mental yang paling dominan biasanya dipengaruhi karena depresi. Untuk menjaga kesehatan fisik maupun mental dalam keluarga tidaklah harus sulit dan mahal. Dengan menjaga keseimbangan baik secara fisik maupun mental dapat mencegah keluarga dari serangan berbagai macam penyakit serta mampu menyeimbangkan kondisi emosional.
    Dr Dharmady juga menambahkan, untuk menjaga kesehatan secara mental perlu dijalankannya pola pikir yang seimbang. Yakni adanya keselarasan dan keharmonisan antara pikiran, perasaan dan perilaku yang ditimbulkan. ketiga hal ini harus berjalan secara harmonis, sehingga mampu mengekspresikan buah pikirannya dengan produktif. Perlu adanya peran keluarga dalam hal ini orang tua dan lingkungan, untuk menjaga kesehatan mental. Di dalam keluarga perlu dibiasakan untuk berpikir dan berperilaku positif terhadap segala sesuatu. Karena kesehatan fisik tidak akan berarti tanpa kesehatan mental, karena apabila mental terganggu dapat menyebabkan kondisi fisik tidak berjalan maksimal dan selaras.
    Memberi makanan sehat pada mental salah satunya adalah dengan membaca bacaan yang positif yang dapat memberi inspirasi . Sehingga mampu melahirkan ide-ide yang juga digunakan untuk menginspirasi orang lain. Ada keseimbangan antara input dan ouput, agar seseorang ketika menerima informasi berguna, dia juga memberikan hal yang sama. Kondisi lingkungan juga berperan kepada kesehatan mental. Jika lingkungan sekitar rusak dan tidak mendukung, maka akan berpengaruh terhadap kesehatan mental. Jika kondisi lingkungan baik, maka kesehatan mentalnya juga akan baik. Sehingga kembali kepada peran orang tua dalam mengarahkan anaknya agar tidak sekedar ikut-ikutan lingkungan yang rusak tersebut. Untuk kesehatan secara mental, adalah dengan berpikir positif, selaras, dan harmonis. Dengan berpikir positif  dan selaras, seseorang akan mampu berperilaku sehat dan mampu mengelola dan mengatur emosionalnya.

Untuk memiliki dan menjaga kesehatan mental di dalam keluarga, perlu adanya sikap terbuka dengan menjalain komunikasi yang baik antara anak, orang tua dan lingkungan, sehingga terbina hubungan yang positif dan harmonis.
    Ingatlah keluarga adalah tempat pertama seseorang mempelajari kehidupan, apapun yang ada dan terjadi dalam keluarga akan dan pasti akan mempengaruhi perkembangan diri dan kesehatan mental seseorang. Untuk membentuk kesehatan mental yang baik, ternyata sarana utamanya, terdapat pada keluarga terutama dari sifat ayah dan ibunya. Karena keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Pola Tingkah Laku (TL), pikiran dan cara mengekpresikan diri pada ayah dan ibu dapat mencetak pola yang hampir sama pada anggota-anggopta keluarga lainnya. Maka interaksi didalam keluarga sangat besar pengaruhnya pada proses pembentukan TL, dan sikap anggota keluarga terutama bagi anak-anak. Jika ayah dan ibu agresif mudah marah, otoriter, egoisme, dan mau menang sendiri , tidak mau menghargai pendapat orang lain, maka sikap ini akan merangsang kemunculan reaksi-reaksi emosional yang implusif dan eksplosif. Maka Anak-anak akan meledak-ledak pula. Bahkan bagi anak-anak tertentu akan diekspresikan berupa agresivitas tetapi ada juga yang ditekan/ditahan kedalam diri sehingga anak terlihat seperti gejala depresi (tertekan). Inilah yang mengindikasikan adanya ketidaksehatan mental pada anak-anak. Kehidupan keluarga memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian anak untuk menggapai keseimbangan batin dan sehat mental. Bila seseorang seringkali menemui jalan buntu dan tidak mampu memecahkan kesulitannya, dia akan mengalami ketegangan dan konflik batin. Dalam jangka panjang. Bila tidak disalurkan, akan menimbulkan macam-macam bentuk gannguan mental, baik ringan maupun berat.

2. Kesehatan Mental di Sekolah

    Di sekolah merupakan sebagian besar waktu keberadaan anak-anak. Kesulitan dalam hampir semua masalah hidup seringkali dimanifestasikan sebagai masalah-masalah sekolah.
    Masalah-masalah sekolah kemungkinan hasil dari pemberontakan dan suatu keinginan untuk bebas. Sangat jarang, disebabkan gangguan kesehatan jiwa, seperti kegelisahan atau depresi. Penggunaan zat-zat, kekerasan dan konflik keluarga juga menjadi penyebab umum masalah-masalah sekolah. Kadangkala, penempatan akademis yang tidak sesuai-terutama sekali yang mengalami ketidakmampuan belajar atau keterlambatan mental ringan yang tidak segera diketahui di dalam hidup-menyebabkan masalah-masalah sekolah. Umumnya masalah-masalah sekolah yang signifikan harus menjalani tes pengetahuan dan evaluasi kesehatan mental. Masalah-masalah yang khusus diobati bila diperlukan, dan dukungan umum dan dorongan dilakukan.
    Masalah-masalah yang mulai terjadi di lingkungan anak-anak, seperti kurang perhatian/gangguan hiperaktif (ADHD) dan gangguan belajar, bisa berlanjut untuk menyebabkan masalah-masalah sekolah pada remaja. Antara 1 % - 5 % anak mengalami ketakutan memasuki sekolah. Ketakutan ini kemungkinan sama rata atau berhubungan dengan orang tertentu (seorang guru atau pelajar lain) atau peristiwa di sekolah (seperti kelas pengetahuan fisik). Anak bisa mengalami gejala-gejala fisik, seperti sakit perut, atau bisa sederhana menolak pergi ke sekolah. Personil sekolah dan anggota keluarga harus mengidentifikasi alasannya, jika banyak, untuk rasa takut dan mendorong remaja tersebut untuk masuk sekolah.
     Pelajar yang sering bolos atau keluar dari sekolah telah menyadari keputusannya untuk menghindari sekolah. Anak yang seperti ini Biasanya mencapai akademis yang minim dan memiliki sedikit kesuksesan atau kepuasan dari kegiatan yang berhubungan dengan sekolah. Mereka seringkali terlibat dengan tingkah laku yang beresiko tinggi, seperti melakukan seks yang tidak aman, menggunakan obat-obatan, dan terlibat dalam keributan. Pelajar dengan resiko keluar dari sekolah harus diberi perhatian pada pilihan pendidikan yang lainnya, seperti pelatihan kejuruan dan prgogram alternatif lainnya

3.    Kesehatan Mental di Tempat Kerja

    Bekerja dengan tubuh dan lingkungan yang sehat, aman serta nyaman merupakan hal yang di inginkan oleh semua pekerja. Lingkungan fisik tempat kerja dan lingkungan organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi sosial,mental dan phisik dalam kehidupan pekerja. Kesehatan suatu lingkungan tempat kerja dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan pekerja, seperti peningkatan moral pekerja, penurunan absensi dan peningkatan produktifitas. Sebaliknya tempat kerja yang kurang sehat atau tidak sehat (sering terpapar zat yang bahaya mempengaruhi kesehatan) dapat meningkatkan angka kesakitan dan kecelakaan, rendahnya kualitas kesehatan pekerja, meningkatnya biaya kesehatan dan banyak lagi dampak negatif lainnya.
Apabila seorang mengalami stress yang tinggi atau terganggu kesehatan mentalnya, dapat menyebabkan :
a.    Stres yang berlebihan dapat menyebabkan resiko serangan jantung.
b.    Kemungkinan besar akan terserang sakit punggung.
c.    Dan sebagian lain dapat nenyebabkan depresi

Oleh sebab itu, Untuk menghindari terjadinya gangguan mental di tempat kerja, dapat dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :
a.    Mempromosikan kesehatan mental dan kesejahteraan seluruh staf.
Tujuan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja adalah :
•    Mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja.
•    Menurunkan angka absensi tenaga kerja.
•    Menurunkan angka penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja.
•    Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, medukung dan aman.
•    Membantu berkembangnya gaya kerja dan gaya hidup yang sehat.
•    Memberikan dampak yang positif terhadap lingkungan kerja dan masayarakat.
Dengan adanya promosi kesehatan mental di tempat kerja, maka akan terjadi,
•    Lingkungan tempat kerja menjadi lebih sehat
•    Meningkatnya percaya diri
•    Menurunnya stress
•    Meningkatnya semangat kerja
•    Meningkatnya kemampuan
•    Meningkatnya kesehatan.
•    Lebih sehatnya keluarga dan masyarakat
b.    Mengambil pendekatan organisasi untuk kesehatan mental
Dengan melakukan pendekatan organisasi, maka
1.    Anda dapat melakukan penilaian resiko dan melaksanakan suatu rencana tindakan untuk untuk mengatasi prioritas. Sehingga konsentrasi dalam melakukan pekerjaan tidak akan terganggu akibat stress.
2.    Dapat melaksanakan kebijakan kesehatan mental, untuk menunjukkan organisasi untuk kesehatan mental.

    Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional. Hal ini dapat dilihat pada negara-negara yang sudah maju. Secara umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi. Dimana industrilisasi banyak memberikan dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penghasilan pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan meningkatkan pelayanan, tetapi kegiatan industrilisasi juga memberikan dampak yang tidak baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan masyarakat pada umumnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar